Pada 1963 Presiden Soekarno menggaungkan gerakan 'Ganyang Malaysia'. Meski gagal, namun Soekarno telah membuat Indonesia diperhitungan dunia.
Sejarawan Universitas Indonesia, Mohammad Iskandar menuturkan, pada pertengahan 1965, Indonesia mulai menggunakan pasukan resminya untuk menyerang Malaysia. Pada 28 Juni, mereka menyeberangi perbatasan masuk ke timur Pulau Sebatik dekat Tawau, Sabah dan berhadapan dengan Resimen Askar Melayu Di Raja dan Kepolisian North Borneo Armed Constabulary.
Pada 1 Juli 1965, militer Indonesia yang berkekuatan kurang lebih 5.000 orang melabrak pangkalan Angkatan Laut Malaysia di Semporna. Serangan dan pengepungan terus dilakukan hingga 8 September namun gagal. Pasukan Indonesia mundur dan tidak penah menginjakkan kaki lagi di bumi Malaysia. Peristiwa ini dikenal dengan "Pengepungan 68 Hari" oleh warga Malaysia.
Menjelang akhir 1965, Jendral Soeharto memegang kekuasaan di Indonesia setelah berlangsungnya G30S/PKI. Oleh karena konflik domestik ini, keinginan Indonesia untuk meneruskan perang dengan Malaysia menjadi berkurang dan peperangan pun mereda.
Pada 28 Mei 1966 di sebuah konferensi di Bangkok, Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik. Kekerasan berakhir bulan Juni dan perjanjian perdamaian ditandatangani pada 11 Agustus dan diresmikan dua hari kemudian.
"Meski gagal, Bung Karno telah membuat mata dunia terbelalak. Indonesia tak lagi dipandang sebelah mata terutama oleh negara dunia ketiga," ungkap Iskandar
Bebeda dengan pemerintahan saat ini. Ia memprediksi, pascapidato SBY di Mabes TNI, Indonesia akan dipandang sebelah mata. Terbukti, Malaysia tetap mengancam membawa masalah perbatasan Indonesia-Malaysia ke Pengadilan Internasional.
"Jika sudah mencapai titik tertingginya, maka International Court of Justice akan menjadi tempat terakhir untuk menyelesaikan masalah perbatasan laut ini," ujar Deputi Menlu Malaysia Richard Riot, seperti dilansir Straits Times, Kamis (2/9).
Menurut Riot, kedua negara telah rutin bertemu untuk memecahkan masalah tersebut. Namun, masih belum ada solusi yang bisa disepakati kedua belah pihak. "Tak mungkin bisa dilakukan dengan cepat. Sudah 16 pertemuan saja masih belum ada solusinya."
Bung Karno sejak dulu telah memprediksikan bahwa Malaysia merupakan negara yang akan selalu mengancam kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. Karena Gerakan "Ganyang Malaysia" sebenarnya disebabkan karena Inggris mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya untuk membentuk Malaysia.
Rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia. Presiden Soekarno berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris. Konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini, sehingga mengancam kemerdekaan Indonesia.
Meski dahulu gagal,, tapi Indonesia tidak dipandang sebelah mata di dunia internasional,, bangsa indonesia pun disegani....
diposkan oleh andynoize klik disni...
Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5194667
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentar ea....!!!!